Custom Search

Monday, December 1, 2008

Modus Penipuan kartu kredit berkedok bantuan

Semenjak getol dengan yang namanya internet entah mengapa saya jadi malas untuk baca koran atau menonton tv, tapi hari ini ngga tau untuk alasan apa tiba-tiba niat beli koran muncul ketika habis sarapan lewat lapak koran. balik sana-balik sini lembaran korannya seperti kurang menarik, disamping itu memang kebanyakan infonya udah saya baca lewat internet. Buntut-buntutnya cuma liat-liat iklan deh. Dari lembaran iklan tersebut ada satu yang menarik perhatian saya, kira-kira isi iklannya seperti ini:

Anda pusing dengan tagihan kartu kredit?
kami solusi terbaiknya, disc 50-90% hub:081......jl........

Kalau lihat iklan ini jadi ingat ketika dulu menemukan kasus,yaitu account kartu kredit dari seorang pak satpam dengan limit 40jt.masa sih??.. benar lho satpam limit kartu kreditnya 40jt.

nih saya kasih jalan ceritanya dengan cara yang singkat(sebisa mungkin) :
1.seseorang yang berprofesi sebagai satpam mengajukan aplikasi kartu kredit, dengan mengaku sebagai resepsionis,dan aplikasinya di terima oleh bank.
2.sang "resepsionis"dapat kartu dengan limit yang wajar yaitu 4jt,===>liat-liat sih, itu aplikasi di terima karena memang yang mengangkat telepon masuk dikantor tersebut adalah satpam, jadi dia bisa mengelabui analis bank
3.akhirnya untuk jangka waktu tertentu pak satpam pakai kartu kredit sampai suatu hari tidak sanggup bayar.
4.karena tidak sanggup bayar Pak satpam datang ke "dewa penolong" dengan di iming-imingi (mungkin) seperti iklan diatas. kemudian ia memberikan kartu kredit,seluruh data pribadi dan fee atas jasa "pertolongan"tersebut
5.pak satpam aman untuk beberapa bulan karena memang pembayaran selalu masuk walau pun sedikit diatas minimum payment (dibayar oleh "dewa penolong").
6.entah bagaimana ceritanya limit kartu kredit pak satpam naik terus, mungkin selain automatic increasing limit(akibat tagihan selalu dibayar diatas minimum), "sang dewa penolong"juga ,meminta kenaikan limit dengan ancaman nanti kalo tidak dikasi kartu kredit bakalan di tutup accountnya.
7.akhirnya limit pak satpam mencapai 40 jt dan brusss....semua limit tersebut dipakai habis dalam satu hari.
8.ketika jatuh tempo pak satpam di telepon pihak bank agar melakukan pembayaran. Tapi yang aneh nya adalah, di nomor yang dihubungi tersebut tidak ada yg namanya sama dengan pak satpam/resepsionis tersebut.
9.selidik punya selidik ternyata beberapa bulan sebelumnya si "dewa penolong"menelepon ke bank berpura-pura sebagai pak satpam meminta pemindahan alamat ke kantornya si "dewa penolong" tersebut.
8.jadi deh masalah, tagihan 40 jt, alamat ganti ke alamat dewa penolong, kartu kredit ada ditangan orang lain====>percayalah yang dicari/dikecar/dituntut oleh bank untuk menyelesaikan utang 40 jt tersebut adalah pak satpam.
9.lagian biarpun alamat dipindahkan kemana, bank kan punya data base, jadi bank tidak mungkin lupa terhadap alamat lama(asli) anda.
10.awalnya pak satpam punya hutang kartu kredit kurang dari 4 jt, setelah ditolong kini hutang nya 40 jt, benar-benar mak nyusss...
11.setelah di cek2 lagi ternyata ada account kartu kredit lain yang alamat nya di pindahkah ke kantor si "dewa penolong"ini dan history pemakaian identik dengan kartu kreditnya si pak satpam tadi===>jadi tinggal tunggu waktu nya untuk hutang yang lebih besar

Dari cerita diatas sih saya cuma saranin agar jangan pernah memberikan kartu kredit anda kepada orang lain dengan alasan apapun (kecuali kalo lagi transaksi), termasuk pihak/orang yang mengaku dari bank tapi belum verified apalagi disertai dengan pemberian data pribadi anda. ingat resiko atas kelalaian menjaga fisik kartu kredit sepenunya merupakan tanggung anda.

No comments: